Mendidik anak menjadi berkepribadian penurut memang akan mempermudah tugas
orang tua. Anak tidak sulit untuk mengikuti instruksi dan menaati setiap
perintah orang tua. Anak yang tumbuh dengan sikap penurut memang cenderung
akan disenangi, dan di anggap sudah pasti sukses pada masa depan.
Namun dalam ilmu psikologi parenting, mengajarkan anak untuk berani
mengambil sikap tersendiri juga tak kalah penting dari mengajari anak
menjadi penurut. Sebab nantinya anak akan dituntut memiliki inisiatif dalam
kehidupan sosial dan pekerjaannya tanpa bantuan orang tua.
5 Dampak Buruk Kalau Anak Terlalu Penurut
Lalu seperti apa dampak negatif kalau anak terlalu penurut ? Berikut ini
adalah daftarnya:
Di Kutip dari pendapat Dr, Laura praktisi anak dalam majalah Wow Parenting
mengatakan bahwa anak-anak yang tumbuh terlalu penurut akan lebih berisiko
takut mengambil keputusan, tidak mampu membela diri dan sering menjadi objek
suruhan orang lain.
Kenapa hal ini terus terjadi dari masa ke masa, kemungkinannya bisa dilihat
dari aspek fundamental pendidikan dan kebudayaan yang dimana orang tua
memiliki terlalu banyak power untuk menuntut anak-anak sesuai harapan
mereka.
Jangan sampai anak kita tumbuh menjadi wayang yang hanya bergerak setelah
mendapat suruhan orang, mereka juga perlu diyakinkan untuk berani bersuara,
memilih apa yang anak inginkan.
Anak Tak bisa mengambil keputusan
Yang paling menggerogoti dari kepribadian anak saat dididik terlalu penurut
adalah anak tidak bisa membuat keputusan sendiri. Mereka akan bingung untuk
memilih 1, 2 dan 3 pilihan. Hal ini terjadi karena tidak adanya sistem
pengajaran demokrasi dalam keluarga. Dalam sistem memori anak, yang mereka
yakini adalah satu-satunya kebenaran hanya berasal dari 1 perintah orang tua
saja. Hal-hal seperti ini akan membuat anak terhambat dalam proses
kemandiriannya. Skenario buruknya, anak terlanjur memiliki jiwa " follower"
mereka hanya menjalani hidup terlalu text book.
Kurang Percaya Diri
Anak yang pasif juga diakibatkan dari terlalu overkontrol orang tua dalam
mendidik. Adanya ketakutan dari orang tua bila anak nantinya jadi bandel,
nakal dan membangkang sering jadi alasan kenapa hal tersebut bisa terjadi.
Orang tua perlu untuk mengendurkan paranoidnya terhadap anak. Anak-anak itu
diibaratkan seperti pasir, semakin kuat kita menggenggamnya semakin ia cepat
terburai, sebaliknya semakin kita melonggarkan pegangan, maka pasir itu akan
tetap ada di tangan kita.
Anak yang tumbuh dengan aturan ketat akan terkikis keberaniannya, karena
bagi mereka apapun pilihannya yang paling tepat adalah pilihan orang tua.
Anak cenderung memendam perasaannya sendiri dan memilih mengalah saja.
Pasif
Anak yang pasif, pendiam dan sulit berbaur juga bisa disebabkan oleh sistem
pendidikan orang tua yang terlalu mengekang. Sikap menurut yang terlalu
berlebihan membuatnya sulit untuk menghadapi situasi-situasi baru.
Gejala-gejala anxiety, jantung berdebar, cemas dan takut akan respon orang
lain, ini akan kerap menghantui pikiran anak-anak. Alhasil dalam kehidupan
sosial mereka akan sulit mendapatkan teman, sulit memiliki relasi baru dan
yang paling parah saat dewasa sulit mendapatkan pekerjaan.
Sangat bergantung pada orang tua
Ketika anak sudah tertanam dalam perasaan bawah sadarnya yang paling
dipatuhi adalah pendapat orang tua, yang paling benar adalah saran orang
tua, ini akan berbahaya untuk kematangan mentalnya. Anak sulit menemukan
jati diri, karena takut apa yang ia kerjakan ternyata di mata orang tua
adalah hal yang salah. Anak akan bergantung dengan keberadaan orang tua.
Bahkan untuk memilih keputusan-keputusan kecil.
Tentunya kita tidak mau, buah hati tumbuh memiliki sifat terlalu bergantung,
maka dari itu membiasakan pola parenting yang fleksibel, saling pengertian
dan mengakomodir suara anak memang harus dibiasakan dalam kehidupan
berkeluarga.
Resiko pembullyan
Anak-anak yang terlalu penurut mayoritas memiliki masalah pada keberanian,
dan kadang akan semakin banyak resiko mendapat perlakuan buruk dari orang
lain. Contohnya pembullyan, pemalakan dan paling parah bisa terjadi
pelecehan seksual. Anak-anak akan bingung bagaimana caranya membela diri,
karena mereka ada di titik terlalu penurut, terbiasa menjadi objek yang
selalu dikritisi dan di awasi.
Mudah-mudahan dengan artikel tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi kita
semua, dalam mendidik anak.
Penulis : Habib Kurniawan
Editor : Saria Bakti
Posted by : Saria Bakti