Jika berbicara soal sistem pendidikan, Finlandia termasuk kedalam jajaran
negara yang sering menempati urutan pertama dalam berbagai survei. Kualitas
pendidikan negara Eropa tersebut juga dibuktikan dalam sebuah test
programme for international student assement yang dilakukan pada
tahun 2000 silam.
Banyak negara yang melakukan study banding ke finlandia untuk mengetahui
bagaimana sistem pendidikan mereka. Ada poin-poin penting dari kurikulum
yang berbeda dari kebanyakan sistem pendidikan di negara lain.
Mulai dari birokrasi, Pemilihan SDM Guru, Akreditasi sekolah dan bentuk
ujian yang menjadi kunci kenapa nilai akademis anak-anak Finlandia di atas
rata-rata.
5 Kunci Suksesnya Sistem Pendidikan Di Finlandia
Lalu seperti apa sistem pendidikan di Finlandia ? Silakan simak ulasannya
berikut ini.
Pemerintah menyerahkan kebijakan sekolah pada stakeholder yang kompeten
Finlandia punya cara tersendiri untuk membangun pendidikannya. Pemerintah
memercayai sekolah dan guru dalam mendidik murid, pemerintah tidak mengekang
sekolah dalam mengeksplorasi sebuah kurikulum. Prinsip ini sudah dilakukan
sejak awal negara ini berdiri.
Sekolah dan guru adalah elemen yang paling dekat dengan siswa. Pemerintah
hanya berperan sebagai pengawas dan mendanai proyek sekolah. Tidak ada
pembedaan antara sekolah negeri maupun swasta, keduanya akan diberikan
dukungan yang sama. Murid juga tidak perlu pusing memikirkan biaya karena
semua sudah ditanggung pemerintah.
Pemerintah Finlandia percaya bahwa konsep pendidikan yang mereka upayakan,
akan menghasilkan anak bangsa yang kompeten.
Anak Baru Boleh Sekolah Setelah Umur 7 tahun
Berbeda dari negara lain yang sudah mewajibkan anak bersekolah di umur 4
tahun, Finlandia justru mensyaratkan sekolah pada saat usia anak 7 tahun.
Mungkin seperti agak telat, tapi berdasarkan penelitian ternyata di usia 7
tahun inilah waktu paling ideal untuk anak menerima sebuah pelajaran.
Anak-anak memiliki kesiapan mental, intelektual dan sosial.
Anak di usia ini akan di biarkan dalam berimajinasi, bermain dan menciptakan
pola belajar sendiri. Para pendidik Finlandia di beri tugas untuk mengerti
kemampuannya Muridnya dan memberikan treatment pejaran sesuai dengan
kemampuan anak. Penilaian baru dilakukan saat anak menginjak usia 4 SD.
Tidak ada ujian Nasional
Bila di Indonesia jutaan murid sekolah akan dihantui dengan namanya UN,
namun di Finlandia UN bukanlah suatu kewajiban. Menjadikan UN Sebagai acuan
kelulusan bukanlah suatu hal yang bijak, dan tidak mengimplementasikan arti
pendidikan yang sebenarnya.
Sekolah di Finlandia tidak mengutamakan hafalan, tidak memaksa murid harus
memiliki nilai sempurna pada setiap pelajaran. Pendidikan Finlandia fokus
pada proses, menemukan jati diri dan potensi anak didik. Kepintaran
seseorang tidak dinilai dari selembar kertas ujian.
Satu-satunya ujian adalah ketika anak berusia 16 tahun, itupun untuk seleksi
perguruan tinggi. Soalnya pun disesuaikan dengan jurusan yang dipilih. Hal
ini seyogyanya, bisa ditiru oleh stakeholder pendidikan di Indonesia, karena
indeks akademik kita masih dinilai rendah oleh beberapa survei.
Tidak ada ranking
Rangking sering kali dijadikan indikator kepintaran seseorang. Yang rangking
pertama dinilai pintar sementara yang rangking dibawah dinilai bodoh.
Padahal anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Karena alasan inilah Finlandia
tidak menggunakan sistem rangking pada sekolah. Setiap anak itu nomor 1,
setiap anak itu unik punya kemampuannya masing-masing.
Pemberian rangking itu seperti mengkotak-kotakan kecerdasan siswa dan akan
menimbulkan sebuah deskrimasi. Sekolah di Finlandia itu di desain untuk
semua kalangan. Potensi murid akan dikembangkan semaksimalnya dan didukung
oleh sekolah.
Kualifikasi Guru
Yang patut di contoh dari Finlandia adalah bagaimana cara mereka
memperlakukan guru. Banyak yang memburu profesi ini karena pemerintah
memberikan insentif yang layak. Guru itu adalah profesi yang paling
diimpikan masyarakat Finlandia. Guru setara derajatnya dengan pengacara
ataupun dokter.
Kualifikasi untuk jadi guru juga gak bisa dianggap remeh, seseorang harus
mampu menjadi 10 mahasiswa terbaik di perguruan tingginya masing
masing-masing. Kompetensi tinggi ini juga menjadi alasan kenapa pendidikan
Finlandia menghasilkan SDM Berkualitas. Bahkan sudah diakui dunia.
Guru di Finlandia juga memiliki dibebani proporsi mengajar yang ideal.
Maksimal 14 Murid per kelas. Hal ini dilakukan agar guru bisa lebih fokus
dan maksimal dalam membaginya materi pelajaran.
Sumber Foto : siedoo.com
Penulis : Habib Kurniawan
Editor : Arya WB
Dipublikasikan oleh : Arya WB