Gambar : http://pojoksatu.id |
Sekarang, Guru merupakan pekerjaan profesional seperti halnya pekerjaan lain seperti dokter, polisi, pns, dan sebagainya. Sehingga pada zaman ini, seorang yang ingin menjadi guru tidak lah cukup hanya menempuh jalur kuliah S1(starata 1) saja. Namun, harus mengikuti pendidikan profesi selama 1 tahun. Ini tentu untuk membekali seorang calon guru agar dapat menjalakan pekerjaannya secara profesional.
Guru profesional harus memiliki semua kompetensi yang dituntut kepadanya. Kompetensi guru tersebut adalah kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Empat (4) kompetensi ini haruslah terintegrasi dalam kehidupan sehari-sehari sebagai seorang guru.
Guru profesional harus memiliki semua kompetensi yang dituntut kepadanya. Kompetensi guru tersebut adalah kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Empat (4) kompetensi ini haruslah terintegrasi dalam kehidupan sehari-sehari sebagai seorang guru.
Dalam kompetensi pedagogik, salah satunya seorang guru harus menguasai teori-teori belajar. Tentu pengetahuan mengenai teori-teori belajar ini sangat penting untuk menunjang pelayanan kepada para peserta didik. Dengan memahami teori belajar, seorang guru semakin jeli dalam mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Prasyarat penguasaaan teori belajar bagi seorang guru telah dtetapkan dalam permendiknas No 16 tahun 2007. Pada lampiran Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dinyatakan bahwa “Penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik menjadi salah satu unsur kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru”.
Kali ini kami mencoba membahas mengenai beberapa teori belajar bagi guru khususnya pada tingkat SD. Beberapa teori belajar yang melandasi guru-guru sekolah dasar dalam merancang, melaksanakan, dan menilai pembelajaran adalah sebagai berikut.
Kali ini kami mencoba membahas mengenai beberapa teori belajar bagi guru khususnya pada tingkat SD. Beberapa teori belajar yang melandasi guru-guru sekolah dasar dalam merancang, melaksanakan, dan menilai pembelajaran adalah sebagai berikut.
Teori Belajar Vygotsky
Pandangan konstruktivisme tentang belajar, individu akan menggunakan pengetahuan dan pengalaman pribadinya untuk memahami masalah atau materi baru. Ada 2 (dua) konsep penting dalam teori Vygotsky yaitu Zone of Proximal Development (jarak antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial) dan Scaffolding (memberian bantuan kepada siswa pada tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab.
Teori Belajar Van Hiele
Van Hiele mengemukakan tentang teori perkembangan pengetahuan anak dalam bidang geometri. Van Hiele menyebutkan bahwa terdapat 5 (lima) tahap pemahaman geometri yaitu: pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi, dan akurasi.
Teori Belajar Ausubel
Ausubel memberi penekanan pada proses belajar yang bermakna. Belajar dikatakan bermakna apabila informasi baru dikaitkan dengan konsep-konsep relevan yang terdapat dalam otak anak. Ausubel mengelompokkan belajar menjadi beberapa jenis.
Belajar dapat diklasifikasikan berdasarkan cara menyajikan materi, yaitu: (1) Penerimaan dan (2) Penemuan. Sedangkan berdasarkan cara siswa menerima pelajaran, ada : (1) belajar bermakna dan (2) belajar hafalan.
Belajar dapat diklasifikasikan berdasarkan cara menyajikan materi, yaitu: (1) Penerimaan dan (2) Penemuan. Sedangkan berdasarkan cara siswa menerima pelajaran, ada : (1) belajar bermakna dan (2) belajar hafalan.
Teori Belajar Bruner
Belajar sebagai Proses Kognitif melibatkan 3 proses yang berlangsung hampir bersamaan : 1) Memperoleh informasi baru; 2) Transformasi informasi; dan 3) Menguji relevan informasi dan ketepatan pengetahuan.
Bruner mengemukakan 3 sistem keterampilan untuk menyatakan kemampuan-kemampuan secara sempurna yaitu; 1) Cara penyajian enaktif (melalui tindakan dengan mengotak-atik) objek; 2) Cara penyajian ikonik, pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik; dan 3) Cara penyajian simbolik, didasarkan pada sistem berpikir abstrak, arbitrer, dan lebih fleksibel.
Bruner mengemukakan 3 sistem keterampilan untuk menyatakan kemampuan-kemampuan secara sempurna yaitu; 1) Cara penyajian enaktif (melalui tindakan dengan mengotak-atik) objek; 2) Cara penyajian ikonik, pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik; dan 3) Cara penyajian simbolik, didasarkan pada sistem berpikir abstrak, arbitrer, dan lebih fleksibel.
Begitulah sekedar informasi tentang teori belajar untuk pembelajaran siswa SD yang dapat kami bagikan. Bila ada kekurangan mohon sarannya untuk perbaikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Ikuti informasi/artikel terbaru melalui fanspage facebook kami di Supervba.