Gambar : http://www.fanpop.com |
Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum K13 sedikit banyak membawa perubahan dalam penyelenggaraan pembelajaran. Jika pada KTSP penyelengaraan pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) maka pada K13 pembelajaran dipusatkan pada siswa (student centered). Peran pendidik sebatas fasilitator yang menyiapkan semua logistik yang dibutuhkan peserta didik untuk memperoleh pengetahuannya sendiri.
Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum 2013 diimplementasikan secara terbatas pada sekolah perintis, yakni pada kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah sebanyak 6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. (dikutip dari : https://id.wikipedia.org)
Sistem pembelajaran dalam Kurikulum K13 mengalami perubahan. Penyelenggaraan pembelajaran ditentukan menggunakan Pendekatan Saintifik. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No.103 tahun 2014. Dalam peraturan ini dinyatakan bahwa Pembelajaran pada K-13 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan.
Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya, misalnya Discovery Learning, Project-based Learning, Problem-based Learning, Inquiry learning”
Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya, misalnya Discovery Learning, Project-based Learning, Problem-based Learning, Inquiry learning”
Pendekatan saintifik disebut pendekatan berbasis proses keilmuan, artinya proses untuk memperoleh pengetahuan (ilmiah) secara sistematis dan berakar pada metode ilmiah (saintific method).
Pendekatan saintifik sangat relevan dengan teori belajar Bruner (penemuan), Piaget (pembentukan dan perkembangan skema), dan Vygotsky (kemampuan pemecahan masalah)
Pendekatan Saintifik (Saintific Approach) dalam K-13
Adapun tujuan pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik sebagai berikut:
- Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik,
- Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik,
- Memperoleh hasil belajar yang tinggi,
- Melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah, serta
- Mengembangkan karakter peserta didik.
Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik adalah:
- Berpusat pada peserta didik
- Membentuk students’ self concept
- Menghindari verbalisme
- Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
- Mendorong terjadinya peningkatan kecakapan berpikir peserta didik
- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik,
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan dalam komunikasi
- Memungkinkan adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya.
- Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum, atau prinsip,
- Melibatkan proses kognitif dalam merangsang perkembangan intelektual
Langkah-langkah kegiatan belajar dalam pendekatan Saintifk ada 5 (lima). Secara rinci, berikut lima (5) langkah kegiatan belajar dalam Pendekatan Saintifik.
- Mengamati (observing), siswa mendapatkan pengetahuan faktual, pengalaman, dan serangkaian informasi yang belum diketahui (gap of knowledge)
- Menanya (questioning), siswa merumuskan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami
- Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), siswa mengumpulkan data melalui berbagai teknik
- Menalar atau mengasosiasi (associating), siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
- Mengomunikasikan (communicating), siswa menyampaikan simpulan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau menyampaikan melalui media lain
Begitulah sedikit informasi tentang Literasi yang bisa kami bagikan. Bila ada kekurangan mohon sarannya untuk perbaikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Ikuti informasi/artikel terbaru melalui fanspage facebook kami di Supervba.